Dua perusahaan operator seluler Indonesia, PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) telah mengumumkan kesepakatan merger pada September 2021 lalu. Perjanjian penggabungan bersyarat tersebut ditandatangani tanggal 16 September 2021 dan diperbarui pada 20 Desember 2021.
Penggabungan bisnis kedua perusahaan tersebut akan berlaku efektif mulai 4 Januari 2022 mendatang, di mana Indosat dan Tri akan melakukan Penandatanganan Akta Penggabungan. Tanggal efektif merger adalah setelah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menerbitkan persetujuan atas penggabungan usaha dan penerimaan atas pemberitahuan tentang perubahan komposisi kepemilikan saham Indosat yang mencerminkan pengendalian bersama oleh CK Hutchison Indonesia dan Ooredoo South Asia. Perusahaan hasil merger tersebut akan bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.
Merger Indosat-Tri juga telah disetujui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang ditandai dengan diserahkannya surat persetujuan prinsip penggabungan oleh Kemenkominfo pada 8 November 2021.
Fokus awal dari perusahaan gabungan tersebut adalah terkait efisiensi jaringan. Sejumlah titik infrastruktur jaringan Indosat dan Tri yang bersinggungan akan dirampingkan dengan tujuan penghematan dalam operasional pengadaan jaringan. Efisiensi jaringan ini diklaim akan meningkatkan kemampuan Indosat Ooredoo Hutchison dalam menambah jaringan baru atau mengoptimalkan jaringan yang sudah ada.
Menurut Wakil Presiden Tri Indonesia, Danny Buldansyah, saat ini terdapat 18.000 titik di mana jaringan Indosat dan Tri saling bersinggungan. Dengan efisiensi jaringan, kelak hanya akan ada satu jaringan di satu titik untuk melayani dua produk. Selanjutnya, jaringan lain akan dibangun di wilayah yang baru.
Danny juga mengatakan, merger Indosat dan Tri akan memberi dampak positif bagi industri, bukan hanya bagi kedua perusahaan yang bergabung.
Dalam dokumen keterbukaan informasi merger Indosat dan Tri, manajemen Indosat menyampaikan bahwa merger tersebut bertujuan untuk menciptakan sinergi-sinergi operasional yang signifikan, sehingga memungkinkan investasi-investasi yang menguntungkan konsumen dan menghasilkan nilai bagi para pemegang saham Indosat selaku Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha.
Saat ini jaringan 4G Tri Indonesia diketahui telah menjangkau lebih dari 37.000 desa di seluruh Indonesia. Dengan efisiensi yang dilakukan, perusahaan akan mampu menjangkau daerah baru. Penggabungan usaha ini juga akan menciptakan operator yang lebih kuat secara finansial dengan skala yang lebih besar. Dengan demikian, Indosat sebagai Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha akan menempati posisi yang lebih baik untuk meluncurkan layanan 5G, sehingga diharapkan untuk menjadi lebih kompetitif di Indonesia.
Sementara itu, manfaat penggabungan jaringan bagi pelanggan Indosat Ooredoo adalah tersedianya layanan dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih terjangkau.
Efisiensi jaringan yang dilakukan oleh perusahaan gabungan juga akan mendukung pemerataan jaringan yang lebih cepat. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mendorong transformasi digital.
Merger kedua perusahaan juga telah mendapat persetujuan resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan para pemegang saham pada Selasa, 28 Desember 2021. Perolehan pernyataan efektif tersebut sesuai jadwal yang disusun dalam dokumen keterbukaan informasi merger Indosat-Tri tanggal 24 Desember 2021 yang diunggah di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Di hari yang sama, Indosat telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kantor Pusat Indosat. Hasil dari RUPSLB tersebut adalah persetujuan penggabungan Indosat dan Hutchison Tri Indonesia menjadi Indosat Ooredoo Hutchison. Rapat tersebut juga menghasilkan persetujuan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, yang susunannya merupakan kombinasi antara Indosat Ooredoo dan Tri.