Dalam politik, ada istilah bahwa “tidak ada teman abadi dan tidak ada musuh abadi, karena yang abadi hanyalah kepentingan”. Istilah ini tampaknya akan terus relevan sampai kapan pun, karena realita dan fakta politik akan terus begitu.
Di Indonesia, hal seperti perpindahan kubu bukan menjadi hal baru. Sudah ada banyak hal terjadi dalam peta perpolitikan di Indonesia. Dari kubu A menyebrang ke kubu B, begitu pula sebaliknya adalah realita politik yang tak bisa dihindari. Ada berbagai faktor yang membuat ini terjadi, dan tak ada yang salah dengan hal itu – karena demokrasi merupakan sebuah pilihan dan tak ada yang salah dari memilih dari pilihan yang ada.
Pilpres 2019 sudah akan bergulir, berbagai persiapan dari 2 calon kandidat terus dilakukan. Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi menjadi 2 kandidat yang hampir pasti akan berkontestasi pada Pilpres 2019 mendatang. Ini akan menjadi ‘pertarungan’ kedua bagi Jokowi dan Prabowo dengan mengusung 2 wakil yang berbeda. Tentu seperti yang sama-sama kita ketahui, Jokowi pada pertemuan pertama keluar sebagai pemanang dan menjadi Presiden ke-7 Indonesia.
Tahun 2019 mendatang, baik Jokowi dan Prabowo telah menyiapkan berbagai strategi hingga menggaet orang-orang terbaik dalam koalisi tim pemenangan. Banyak hal tak terduga seperti beberapa orang yang memilih berada di kubu yang berbeda dari kebijakan partai. Yang terbaru tentu saja kabar tentang Kwik Kian Gie yang dikabarkan bergabung dengan koalisi Prabowo.
Kwik Kian Gie gabung koalisi Prabowo-Sandi?
Kwik Kian Gie merupakan kader PDI-P yang notabenya pengusung Jokowi dan merupakan salah satu orang yang memiliki banyak pengalaman. Dari pengalaman ini, sebenarnya Kwik Kian Gie memiliki nilai lebih jika diajak bergabung menjadi tim sukses, tetapi Kwik Kian Gie tampaknya memiliki pemilihan koalisi yang berbeda.
Meskipun mengaku masih bergabung dengan PDI-P, Kwik Kian Gie mengatakan bahwa pertemuannya dengan koalisi Prabowo-Sandi semata-mata berbicara atas nama pribadi. Ia bahkan mengaku tak mendapatkan sanksi apa pun terkait hal ini.
Senada dengan Kwik Kian Gie, Prabowo juga menjelaskan bahwa Kwik Kian Gie merupakan salah satu putra terbaik bangsa dan ia terbuka dengan siapa pun untuk usulan dan masukan yang bisa memajukan Indonesia.
Kwik Kian Gie sendiri memang tak masuk dalam koalisi tim sukses Prabowo-Sandi, tetapi peran politisi senior ini menjadi tim penasehat ekonomi. Secara tak langsung sebenarnya, Kwik Kian Gie sudah memperlihatkan arah dukungannya dan ini berbeda dengan kebijakan PDI-P.
Jika memang benar bahwa Kwik Kian Gie memutuskan dukungan resmi untuk Prabowo-Sandi, artinya ini menambah daftar pindah kubu menjelang Pilpres 2019 yang akan diselenggarakan bulan April mendatang.