SBY Tuding TNI-Polri-BIN Tidak Netral Terkait Pilkada

SBY Tuding TNI-Polri-BIN Tidak Netral Terkait Pilkada

Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY mengeluarkan statemen kontroversial terkait pemerintah saat ini yang dipandang memanfaatkan banyak aspek untuk melakukan kecurangan terkait pemilihan daerah(Pilkada) serentak yang akan berlansung tidak lama lagi.

Berbicara di hotel Santika, Bogor, SBY mengatakan bahwa TNI, Polri dan BIN tidak netral dalam menyikapi hal terkait Pilkada. Ia juga mengatakan siap di ciduk terkait dengan ucapannya tersebut apabila ada pihak yang merasa tidak nyaman.

Biarlah saya SBY, warga negara biasa. Kalau pernyataan saya ini membuat BIN kita tidak nyaman, ingin menciduk saya, silakan,” ucapan tersebut disampaikan SBY karena menyoroti berbagai hal yang dianggap merugikan pihak lain terkait pelaksanaan Pilkada.

Lebih lanjut, SBY mengungkapkan bahwa pada masa lalu – saat ia memimpin Indonesia sebagia presiden selama 2 periode(10 tahun) ia tidak menggunakan institusi pemerintah untuk kepentingan politik tertentu. Ia juga menyoroti bahwa para petinggi institusi negara-lah yang bertanggung jawab atas segala yang terjadi.

BIN, Polri, TNI itu baik, saya 30 tahun di situ. Tidak ada prajurit yang salah, yang salah adalah petinggi-petingginya yang keblinger. TNI, Polri, BIN, janganlah keliru bertindak dalam pilkada kelak, kasihan sama prajuritnya”

Tidak pernah memanfaatkan kekuasaan

Menyoroti pemerintah saat ini dengan tudingan tidak netral, SBY juga mengingatkan bahwa saat dirinya berkuasa, ia tidak memanfaatkan instrumen pemerintah untuk kepentingan politiknya. Ini berkaitan saat tahun 2009, lalu saat SBY yang masih menjabat menjadi Presiden dan juga sebagai kandidat untuk putaran ke-2.

Pilkada serentak yang terjadi nanti memang banyak mendapatkan sorotan dari berbagai pihak, khususnya dari lawan politik(oposisi). Memang pihak Istana telah membantah berbagai tudingan dengan menantang orang-orang yang menuding membuktikan ucapannya dan bukan hanya membuat keruh suasana.

Pilpres tahun 2019 nanti merupakan klimaks, dan pilkada 2018 diprediksi menjadi awal untuk pertarungan yang sesungguhnya pada pemilihan presiden 2019 mendatang. Ada pun saat ini gerakan #2019GantiPresiden menjadi viral, dan pendukung pemerintah tidak mau kalah dengan memunculkan #DiaSibukKerja atau #2019TetapJokowi.