Pemerintah India sedang bersiap membuat kebijakan untuk industri elektronik agar menciptakan sistem operasi (OS) baru untuk smartphone, yang akan menjadi alternatif dari Android Google dan iOS Apple.
Sebagai informasi, India merupakan salah satu negara dengan market ponsel terbesar di dunia. Pada tahun 2021, pasar smartphone India membuat pemulihan ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan sebesar 12% dari tahun sebelumnya. Pembuat merek smartphone China membuat rekor penjualan sebesar 162 juta perangkat habis terjual di India tahun lalu, serta mendominasi lima tempat teratas pada 2021. Xiaomi memimpin di peringkat pertama, sementara peringkat kedua diduduki oleh Samsung asal Korea Selatan, selanjutnya disusul oleh Vivo di peringkat ketiga, Realme di urutan keempat, dan Oppo di posisi kelima.
Saat ini dunia smartphone memang dikuasai oleh Android dan iOS. Namun tampaknya pemerintah India melihat celah untuk masuk ke dalam kompetisi kedua OS tersebut, seperti yang telah dibuktikan dengan kemunculan Harmony OS dari Huawei.
Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India, Rajeev Chandrasekhar mengatakan, saat ini pemerintah India tengah berdiskusi dengan banyak pihak untuk memantau kebijakan tersebut. Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyelidiki kemampuan startup dan institusi akademik di wilayah India yang siap untuk membuat OS baru langsung dari India. Menurutnya saat ini yang terpenting adalah adanya tujuan yang jelas. Setelah itu semua kebijakan dan tindakan akan konsisten dengan tujuan tersebut.
Salah satunya adalah India ingin meningkatkan produksi elektronik di negaranya secara signifikan. Saat ini produksi smartphone di India sebesar $75 miliar. Rencananya, India akan meningkatkannya sampai ke level $300 miliar pada tahun 2026.
Meski begitu, pemerintah India juga dihadapkan dengan resiko yang besar. Sebelumnya beberapa perusahaan raksasa teknologi telah mencoba membuat OS sendiri. Misalnya Blackberry 10 dari Blackberry, Bada OS dan Tizen dari Samsung, Windows Phone dari Microsoft, serta WebOS dari LG. Namun semuanya gagal dan tumbang di ruang smartphone.
Satu-satunya perusahaan yang masih bertahan dengan OS buatan sendiri di luar Apple dan Google hanyalah Huawei, meskipun Harmony OS terlihat seperti Android 10 dan EMUI dengan beberapa modifikasi. Pada akhir tahun lalu, Harmony OS telah tersedia untuk lebih dari 150 juta smartphone Huawei dan Honor. Namun demikian, pembeli ponsel Huawei selalu khawatir akan tidak adanya Google Mobile Service (GMS) di perangkat tersebut. Ketiadaan GMS bukan hanya membuat pengguna tidak dapat mengakses Google Play Store, tapi juga layanan Google yang lain seperti Gmail, YouTube, Google Search, Google Maps, dan lain sebagainya.
Untuk dapat berhasil membuat OS sendiri, pemerintah India harus dapat memilih pengembang yang tepat yang memiliki minat dan bakat dalam pembuatan software sistem operasi. Mereka juga memerlukan sejumlah besar perangkat dengan OS buatannya sedemikian rupa sehingga dapat menjalankan aplikasi Android yang sama di dalamnya.
Oleh karenanya, sistem operasi smartphone buatan India di masa depan kemungkinan perlu menawarkan dukungan terhadap aplikasi Android serta dapat menggunakan Google Mobile Services (GMS). Selain itu, OS tersebut juga harus dapat berjalan dengan lancar pada perangkat keras kelas bawah untuk menjadi daya tarik bagi calon pengguna dari berbagai kalangan. Pada akhirnya, kelangsungan proyek akan sangat tergantung pada apa yang ditawarkan oleh sistem operasi nasional India dalam hal keorisinilan. Serta apakah produsen dan konsumen akan menunjukkan minat pada sistem operasi tersebut.