Vendor smartphone asal Korea Selatan, LG, akhirnya secara resmi mengumumkan akan menarik diri dari bisnis ponsel. Bisnis ponsel LG akan berhenti beroperasi sepenuhnya pada 31 Juli 2021 mendatang. Perusahaan mengkonfirmasi penutupan divisi smartphone-nya dan menyatakan tidak akan memproduksi dan menjual ponsel baru. Langkah LG ini sudah menjadi rumor sejak awal 2021.
Divisi smartphone LG menyumbang pendapatan terkecil dari lima divisi LG, yaitu sekitar 7% dari total pendapatan. Di Korea Selatan, karyawan divisi tersebut akan dipindahkan ke bisnis dan afiliasi LG Electronics lainnya. Sementar di tempat lain, keputusan tentang ketenagakerjaan akan dibuat di tingkat lokal.
Keputusan penutupan ini diambil karena penjualan menurun setiap tahun dan persaingan yang semakin ketat. Divisi smartphone LG telah mencatat kerugian total sekitar US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 65,3 triliun selama hampir enam tahun. Kebijakan ini membuat LG menjadi perusahaan besar pertama yang benar-benar menutup bisnis ponsel mereka dari pasar.
Sebelumnya, LG sempat menjadi pembesut smartphone ketiga di dunia setelah Samsung dan Apple. Saat itu, LG kerap membawa sejumlah inovasi di industri smartphone seperti kamera sudut ultra lebar hingga mengenalkan ponsel modular. Namun kemudian, model andalannya mengalami kesalahan, baik software maupun hardware perangkat yang dibuat juga tak tangguh. Selain itu, pembaruan software ponsel-ponsel ini kerap terlambat. Analis juga mengkritik pemasaran perusahaan ini kurang agresif dibandingkan kompetitor dari Tiongkok. Namun posisi tersebut diambil oleh perusahaan-perusahaan smartphone asal Tiongkok seperti Huawei, Oppo, dan Xiaomi yang terus mendominasi pasar smartphone.
Dibanding dengan rival senegara, Samsung, ponsel-ponsel high end buatan LG sulit bersaing. Sementara ponsel yang lebih murah mendapat saingan keras dari Tiongkok. Saat ini pangsa global smartphone LG hanya sekitar 2%. Tahun lalu pengiriman ponsel LG hanya 23 juta unit, sementara Samsung mengirimkan 256 juta perangkat.
LG mengungkapkan, dengan menutup divisi smartphone, perusahaan dapat memfokuskan sumber daya di area yang bertumbuh pesat saat ini, seperti komponen kendaraan listrik, perangkat IoT, smart home, robotika, AI, dan solusi B2B.
Sementara itu, ponsel LG maupun aksesori lain yang sudah beredar di pasar, tidak akan ditarik dan tetap dijual sesuai persediaan. LG juga mengungkapkan tetap akan memberikan layanan dan pembaruan software untuk pelanggan smartphone dengan jangka waktu yang berbeda-beda di setiap wilayah.
Pada situs Korea Selatan, LG memaparkan tentang dukungan hardware dan software bagi pelanggan lama smartphone-nya. Perusahaan ini bahkan menjanjikan pembaruan sistem operasi terbaru Google Android 12 bagi beberapa ponsel. Namun mereka memperingatkan rencana ini disesuaikan dengan jadwal distribusi Google dan kinerja setiap perangkat saat menguji pembaruan. Dikutip dari XDA Developer, jika ada masalah besar dengan pembaruan Android 12 selama pengujian, ada kemungkinan LG membatalkan rilis Android 12. Dan apabila pembaruan ini jadi dikirimkan, kemungkinan yang mendapatkannya adalah smartphone flagship yang meluncur dengan Android 10 seperti Velvet, V60 ThinQ dan Wing.
Sejumlah ahli meramal langkah LG mundur dari bisnis ponsel akan menguntungkan beberapa produsen ponsel. Di AS, Apple cenderung melayani pasar high-end. Jadi kemungkinan Apple-lah yang akan mengambil porsi kecil dari penjualan LG. Sementara Samsung yang selama ini memiliki pasar yang sama dengan LG akan bisa memegang kendali. Begitu pula sebagian besar merek Tiongkok dan kelas menengah akan mendapatkan keuntungan dari pamitnya LG.